prosthetic arm on blue background

Risiko AI Terhadap Demokrasi Hingga Ekonomi Global

Risiko AI di tengah kita. Semakin mudahnya masyarakat menjangkau AI merupakan sesuatu yang positif. Dengan menggunakan AI masyarakat dapat menciptakan hal-hal baru di sekitar lingkungannya yang tentunya dapat membuat kehidupan lebih maju lagi. Tetapi menurut berita yang dikutip dari London (AP) .

Selanjutnya, World Economic Forum mengingatkan bahwa maraknya informasi palsu dan menyesatkan, didukung oleh kecerdasan buatan (AI) canggih, bukan hanya menjadi ancaman serius bagi demokrasi, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi global.

Dalam “Laporan Risiko Global,” organisasi ini menyoroti bahwa, meskipun risiko lingkungan tetap signifikan dalam jangka panjang, ancaman informasi yang salah dan disinformasi merupakan risiko terdekat yang harus segera diatasi.

1. Ancaman Utama: Informasi Palsu dan Disinformasi

Laporan ini menandai informasi palsu dan disinformasi sebagai risiko paling serius dalam dua tahun mendatang. Kecanggihan teknologi AI, khususnya chatbot AI generatif seperti ChatGPT, diidentifikasi sebagai pendorong utama dalam penciptaan konten sintetis yang dapat memanipulasi kelompok besar tanpa terbatas pada individu dengan keahlian khusus.

Carolina Klint, pemimpin manajemen risiko di Marsh, menyatakan kekhawatiran bahwa dengan meningkatnya keberlanjutan penggunaan AI, termasuk pembuatan deepfake, masyarakat dapat semakin kesulitan memverifikasi fakta, memperdalam polarisasi sosial, dan memicu pertanyaan tentang legitimasi pemerintahan terpilih. Apalagi jika masyarakat sama sekali tidak memahami teknologi sama sekali. Mereka akan sangat mudah sekali percaya.

2. Dampak Sosial dan Politik

Dalam konteks pemilihan umum di berbagai negara, laporan tersebut menyoroti potensi penggunaan AI untuk merancang narasi palsu yang dapat memengaruhi opini publik. Penciptaan konten sintetis dapat memicu pertanyaan tentang keabsahan proses demokratisasi, membahayakan integritas pemilihan, dan memperdalam perpecahan masyarakat.

“Kemampuan untuk membuat deepfake dengan bantuan AI bisa mengarah pada penyebaran informasi palsu yang dapat merusak demokrasi,” ujar Klint. Kekhawatiran ini menjadi semakin kritis karena miliaran orang di seluruh dunia bersiap untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum dalam beberapa tahun mendatang.

3. Risiko Lainnya: Penggunaan Jahat AI dan Perubahan Iklim

Selain informasi palsu, laporan tersebut juga mengidentifikasi risiko lain yang muncul dari kemajuan AI. Penggunaan jahat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti serangan siber yang ditingkatkan oleh otomatisasi phishing dan malware canggih, menjadi perhatian serius.

Sementara itu, laporan tersebut menempatkan perubahan iklim sebagai risiko jangka panjang terbesar, dengan cuaca ekstrem sebagai risiko jangka pendek terpenting kedua. Ancaman ini mencakup perubahan kritis pada sistem Bumi, kehilangan biodiversitas, runtuhnya ekosistem, dan kekurangan sumber daya alam.

4. Tinjauan Terhadap Pertemuan Davos

Dengan risiko-risiko ini menjadi topik utama dalam pertemuan Davos, diharapkan pemimpin dunia dan CEO perusahaan teknologi, termasuk OpenAI, Microsoft, dan Meta, akan bersama-sama mencari solusi dan langkah-langkah pencegahan.

Kesadaran akan potensi risiko dan kerja sama internasional dianggap kunci untuk melindungi demokrasi, menjaga stabilitas ekonomi, dan memastikan bahwa perkembangan kecerdasan buatan tidak merugikan masyarakat secara global.

5. Perlunya Riset dan Pengembangan Lanjutan

Untuk merespons risiko-risiko ini, laporan menegaskan pentingnya penelitian dan pengembangan (R&D) yang lebih lanjut dalam kecerdasan buatan. Pengembangan algoritma kecerdasan buatan yang dapat mendeteksi deepfake dan menyaring informasi palsu menjadi esensial dalam upaya melawan penyebaran disinformasi.

Lingkup risiko juga melibatkan peran lembaga pemerintah dan badan pengawas teknologi untuk mengembangkan kebijakan yang membatasi penggunaan AI untuk tujuan jahat. Selain itu, perusahaan teknologi dihimbau untuk memprioritaskan etika dalam pengembangan dan implementasi kecerdasan buatan mereka.

6. Upaya Global untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Selain fokus pada risiko kecerdasan buatan, laporan juga menekankan perlunya upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan global sangat terkait dengan keseimbangan lingkungan.

Pemimpin dunia diharapkan untuk lebih giat dalam mendorong kebijakan dan inovasi yang mendukung transisi menuju energi bersih dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.

7. Kesimpulan: Menghadapi Tantangan Masa Depan

Kebijaksanaan, inovasi, dan kerja sama global menjadi kunci untuk melindungi nilai-nilai demokrasi, menjaga stabilitas ekonomi, dan melindungi planet kita dari dampak perubahan iklim yang merugikan.

Pertemuan Davos dan forum-forum serupa menjadi wadah penting untuk merumuskan solusi konkret guna menghadapi risiko dan memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Dapat dipahami bahwa kemajuan teknologi seperti AI jika berada di tangan yang salah maka akan menghasilkan malapetaka yang dapat menimbulkan kekacauan di masyarakat. Ini titik fokus dalam mengatasi masalah tersebut.

Berita lengkapnya

Leave a Reply